Dari Mukmatar ke-33 NU, Jombang 1-5 Agustus 2015
Muktamar NU ke-33 di Jombang telah selesai. Panggung politik prosedural berupa pemilihan ketua telah dilaksanakan. Namun justru bisa dikatakan agenda yang sebenarnya belumlah dimulai.
Tanah air Indonesia dewasa ini menghadapi berbagai tingkat persoalan. Di kalangan masyarakat petani permasalahan-permasalahan yang nyata adalah kepemilikan lahan yang semakin terkonsentrasi, berbagai bentuk perampasan tanah, alih fungsi lahan, jerat tengkulak dan rentenir, ketergantungan pada sarana produksi (benih, pupuk, dan pesitisida), serta lemahnya daya tawar petani terhadap dikte pasar dalam penentuan harga. Tata kelola sumber daya alam seperti migas, mineral, air, dan hutan juga masih lebih menguntungkan segelintir orang (korporasi), bukan rakyat itu sendiri.
Front Nahdliyyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA) yang dideklarasikan pada 8 Desember 2013 di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang hadir untuk memperkuat dan mendukung perjuangan ekonomi-politik dan kultural masyarakat korban konflik Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia serta mengokohkan kedaulatan masyarakat dalam tata milik, tata kelola, dan tata guna SDA. Dalam praktiknya, FNKSDA berpegang pada sifat nasionalis, religius, terbuka, militan, demokratis, dan independen yang berbentuk persyarikatan dan jaringan, dengan berpegang pada prinsip Ahlussunnah waal jamaah.
A. Syatori, Koordinator Umum FNKSDA menjelaskan bahwa kehadiran FNKSDA dalam rangkaian acara Muktamar NU kali ini bertujuan untuk “mengajak para muktamirat/in membentuk aliansi-aliansi yang lebih luas,” untuk mencapai tujuan FNKSDA yang diidentifikasi juga sebagai tujuan bersama sebagai warga negara. Untuk NU, ia menilai bahwa sebagai organisasi, NU tidak hadir dalam permasalahan-permasalahan sehari-hari yang dihadapi oleh anggotanya.
Berikut ini adalah foto-foto dari kegiatan yang diadakan oleh FNKSDA di Jombang, 1-5 Agustus 2015. Selamat menikmati.