Browse By

Aktivis/Aktor Kebudayaan dan Industri Ekstraktif: Himbauan untuk Pilkada Jakarta 2017

Sandiaga Uno

Sumber foto: akun medsos Marco Kusumawijaya, 2016.

 

Pilkada DKI Jakarta yang akan diadakan pada 2017 menjadi momen bagi rakyat untuk mencermati rekam-jejak para tokoh yang sudah muncul di publik dan menyatakan dirinya maju sebagai Cagub/Cawagub. Baru-baru ini media sosial ramai dengan pernyataan Marco Kusumawijaya (Marco) yang melalui akun pribadinya menceritakan bahwa dia sudah bertemu dengan Sandiaga Uno (Sandiaga). Menurut Marco, pertemuan itu diadakan untuk memastikan upaya “menciptakan Jakarta yang adil, memberdayakan warga dan memulihkan lingkungan” yang menjadi komitmen Sandiaga. Sandiaga berasal dari Partai Gerindra dan sejauh ini sudah beredar surat dari Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (DPW PKB) DKI Jakarta yang mendukung Sandiaga sebagai calon Gubernur DKI 2017-2022. Pernyataan Marco di akun pribadinya itu menyebutkan bahwa Sandiaga bersedia bekerjasama dengan Marco sebagai calon wakil gubernur.

Marco selama ini dikenal publik sebagai aktivis perkotaan yang kritis dan berpihak kepada rakyat miskin kota, terutama dalam kasus Jakarta. Marco adalah pakar perkotaan yang pernyataan-pernyataan kritisnya sering dikutip oleh media massa di Indonesia. Selain itu, Marco adalah ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) periode 2006-10. Pendeknya, Marco adalah seorang aktor kebudayaan Jakarta.

Sandiaga adalah seorang pengusaha yang banyak memiliki bisnis di bidang industri ekstraktif. Bisnis-bisnisnya penuh dengan kisah kelam, sebagaimana layaknya industri ekstraktif. Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) dalam lamannya menyebutkan bahwa banjir lumpur yang melanda kawasan Pantai Pulau Merah, Kabupaten Banyuwangi pada Agustus 2016 merupakan dampak aktivitas pertambangan emas PT. Bumi Suksesindo (PT BSI), di mana Sandiaga adalah salah satu pemiliknya (sumber: https://www.jatam.org/bumi-suksesindo-sukses-hancurkan-gunung-tumpang-pitu/). Di Kalimantan Selatan terdapat ADARO, perusahaan tambang batubara di mana Sandiaga pernah menjadi sosok kunci. ADARO meninggalkan rekam-jejak yang nyata bagi penghancuran ruang-hidup rakyat. Menurut laman Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI: http://walhikalsel.or.id/?p=234), kampung di sekitar jejaring tambang ADARO menjadi kering pada musim kemarau dan banjir pada musim hujan. Selain itu, tanah-tanah pertanian juga mengalami pencemaran yang menyebabkan “tanaman susah tumbuh sempurna”.  Peristiwa-peristiwa yang merupakan bencana ekologis ini terjadi sejak tambang batubara beroperasi. Di Mandailing Natal, Saratoga, sebuah perusahaan dimana Sandiaga menjadi salah seorang tokoh kunci, melakukan investasi pada 2012 untuk kepemilikan saham di Sihayo Gold Limited, induk perusahaan yang menjadi salah satu pemegang saham mayoritas PT. Sorikmas Mining (http://saratoga-investama.com/id/portofolio/sihayo-gold-limited/). PT Sorikmas Mining adalah perusahaan yang sudah “berlumuran darah” dalam menjalankan aktivitasnya. Salah satu kekerasan yang terjadi terhadap gerakan rakyat yang menolak PT. Sorikmas Mining adalah penembakan terhadap Solatiah Batubara pada 2011 yang lalu.

Rekam jejak kedua tokoh di atas menunjukkan bahwa aktivis perkotaan cum lembaga kesenian negara seperti Marco kurang peka terhadap penghancuran ruang-hidup rakyat di pedesaan, di mana Sandiaga terlibat. Sementara, meledaknya jumlah penduduk di perkotaan seperti Jakarta, tidak bisa dilepaskan dari tekanan yang melanda kehidupan masyarakat desa. Salah satu bentuk tekanan itu adalah penghancuran ruang-hidup rakyat di pedesaan lewat aktivitas industri ekstraktif.

Dengan demikian, sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat yang telah dirusak ruang-hidupnya oleh aktivitas industri ekstraktif, melalui pernyataan ini kami menghimbau kepada partai-partai politik dan warga yang memiliki hak pilih agar memperhatikan rekam jejak seperti yang dipaparkan di atas. Pilihan Anda akan sangat menentukan komitmen calon gubernur dan calon wakil gubernur tersebut pada kasus-kasus eksploitasi SDA dan perampasan ruang-hidup rakyat baik di Jakarta maupun luar Jakarta.

Komite Nasional FNKSDA

Muhammad Al Fayyadl dan A. Syatori