Do’a dan Sholawat Solidaritas untuk Kedaulatan Ruang Hidup Rakyat Kulonprogo
Informasi tentang rencana PT Angkasa Pura 1 (AP 1) hendak menggusur secara paksa ruang hidup rakyat kulon progo itu diterima pada Sabtu sore, 2 Desember 2017 melalui pamflet Perpustakaan Jalanan D.I.Y dari media sosial. Dari pamflet itu dipaparkan secara jelas, bahwa Senin, 4 Desember 2017 akan ada prosesi perataan tanah dan rumah milik rakyat Kulon Progo. Sebelumnya, pada 28 November 2017 sudah ada video pendek yang sempat viral tentang bagaimana AP 1 merepresi masyarakat dengan merusak pintu dan jendela milik masyarakat, memutus aliran listrik dan menggali memutus akses jalan di desa tersebut. Terlihat aparat dan eksekutor alat berat sama sekali tidak memedulikan hak warga atas ruang hidupnya, tayangan laki-laki dan perempuan serta anak-anak yang histeris menangis dan berdo’a saat peristiwa itu terjadi. Sedulur-sedulur FNKSDA Cirebon juga terus turut memviralkan update informasi tentang represifitas penggusuran ini. Sampai pada Dini Hari Sabtu 3 Desember 2017, baru secara massif memviralkan ulang melalui media-media online yang dimiliki sedulur-sedulur sendiri.
Siang hari itu juga, tanpa direncanakan membangun obrolan dan sepakat untuk membuat pamflet sholawat Asyghil dari Koordinator Nasional FNKSDA Muhammad Al Fayyadl sekaligus undangan untuk bersolidaritas dalam bentuk do’a dan sholawat untuk keselamatan masyarakat Kulonprogo yang dalam detik-detik terakhir terancam terusir dari ruang hidupnya sendiri oleh negara atas nama pembangunan. Do’a dan sholawat solidaritas itu kami putuskan untuk diadakan di Emperan Masjid Al Jami’ah IAIN Syekh Nurjati Cirebon pada 08.00 WIB. Tepat pada waktu yang sudah ditentukan kami memulai dengan membuka beberapa uraian latar belakang dari dihelatnya do’a bersama ini. Ada sekitar 30 orang yang berpartisipasi dalam acara ini. Kawan-kawan lain yang tidak sempat hadir mengkonfirmasi menghelat do’a dan sholawat solidaritas bersama komunitas di kampungnya sendiri. Beberapa yang lain membacanya secara pribadi di rumah masing-masing.
Dengan sangat khidmat kami membaca sholawat Asghil dan do’a sebanyak masing-masing 100 kali serta membaca surah Al Fil sebanyak 7 kali di mana pada lafadz tarmihim dibaca tiga kali. Bahkan di tengah pembacaan sholawat, ada salah seorang peserta yang mendadak histeris karena secara mendalam membayangkan dan merasakan apa yang juga dirasakan rakyat Kulonprogo. Sambil terus bersholawat diiringi tangis, “Ya Allah, mengapa penindasan di dunia ini masih saja ada. Hacurkan semua orang-orang dzalim itu, hancurkan Ya Allah.. dst.”
Do’a dan Sholawat tetap berlangsung, dipimpin oleh Koordinator Nasional FNKSDA Gus A. Syatori. Menurutnya, dengan membaca surah Al Fil ini, berharap besok pagi, masyarakat diberi keselamatan oleh Allah Swt dari gempuran pasukan alat-berat yang hendak menghancurkan ruang hidup masyarakat, sebagaimana Allah Swt menghancurkan pasukan Gajah-nya Abrahah yang hendak menghancurkan ka’bah pada masa kelahiran Nabi Saw. Berdo’a untuk keselamatan rakyat Kulon Progo merupakan aksi solidaritas yang paling memungkinkan mengingat berbagai kekurangan yang ada. Do’a dan sholawat ini selain ditujukan kepada perjuangan rakyat di Kulon Progo, juga untuk seluruh rakyat yang sedang memperjuangkan kedaulatan ruang hidup di mana pun berada. Apa yang sedang dialami rakyat Kulon Progo juga sedang dialami oleh banyak rakyat, khususnya Nahdiyyin di Indonesia, termasuk Cirebon sendiri dan sekitarnya. Semoga do’a dan sholawat ini turut menyertai keselamatan dan kemengan perjuangan rayat di mana pun berada. Daulat Rakyat!