KH. Yahya C. Staquf : penambangan semen di Rembang jelas harus ditolak
Dalam video yang beredar di You Tube berikut ini, terlihat KH Yahya C. Staquf, juru bicara Presiden Abdurrahman Wahib pada 1999-2001 sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuth Tholibin Rembang, Jawa Tengah. Berikut ini adalah salinan wawancara itu.
Gus Yahya: Untuk kasus penambangan semen di Rembang, ini jelas harus ditolak. Wilayah yang ada di Daerah Gunem Rembang itu harus dilindungi karena di sana ada air alam yang sangat rawan dan akan mempengaruhi hidup orang banyak dalam jangka panjang. Di samping itu, kita sudah menelusuri bahwa sejak awal, ada banyak kecurangan di situ. Intinya adalah memanipulasi penduduk dengan data-data yang tidak benar. Ada kekuatan uang yang mengabaikan hak-hak hidup dan kemanusiaan. Inti dari bangsa ini adalah manusia. Manusianya. Bagaimana kita memanusiakan manusianya. Bukan sekedar mengeruk uang dan kekayaan alam. Mereka yang membawa kepentingan uang untuk penambangan dan pabrik-pabrik itu, mereka mungkin tidak peduli tentang nasib masyarakat yang ada di sekitar wilayah tempat mereka mengeruk sumberdaya alam. Tapi bagi orang Rembang sendiri, ini adalah taruhan yang sangat panjang. Ini harus dihentikan dulu, ndak bisa. Ndak bisa kita teruskan sesuatu berdasarkan penipuan.
Tanya: Selain alasan yang sudah disebutkan tadi, alasan yang paling mendasar kenapa Gus Yahya menolak tambang?
Gus Yahya: Ya manusia itu alasan yang paling mendasar. Saya sangat berharap agar semua pihak mengingat kembali tentang kemanusiaan. Sekarang sudah ada tuntutan di PTUN berkaitan dengan itu. Itu salah satu ikhtiar dari teman-teman yang sudah berjuang mempertahan tanah dan mempertahankan hidup mereka di wilayah ini. Soal hukum bisa macam-macam. Saya ndak tahu apa hasilnya pun juga. Apakah mereka hakimnya akan jujur. Kita sudah berpengalaman melihat hasil pengadilan yang, yang tidak bisa sungguh-sungguh kita pegangi sebagai kebenaran.
Tanya: Semisal video ini beredar dan didengarkan pak Ganjar atau Bapak Presiden, pesan apa yang mau disampaikan oleh Gus Yahya?
Gus Yahya: Pak Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah, Presiden Jokowi, orang-orang ini rakyat sampeyan. Dan sampeyan yang memainkan amanat Undang-Undang Dasar hari ini untuk melindungi seluruh tumpah darah dan segenap bangsa Indonesia. Kita mewarisi tumpah darah ini, bukan hanya dijadikan uang. Untuk membuka mulut-mulut dan mengisi perut-perut. Kita mewarisi tumpah darah ini untuk membangun peradaban yang berkemanusiaan. Dan ini semua tanggungjawab kita bersama, tapi terutama tanggungjawab pemimpin bangsa ini.