SIARAN PERS “DIPASUNG SEMEN JILID II”
WASIAT BUMI UNTUK PRESDIDEN JOKO WIDODO
Warga Kendeng Membawa Tanah Dari 27 Kabupaten di Jawa Tengah Untuk Presiden Jokowi
Ibu Bumi Wis Maringi
Ibu Bumi Dilarani
Ibu Bumi Kang Ngadili
Bumi aji padha bareng dienciki
Kudu tetep lestari
Kanggo anak putu tembe mburi
Pak Jokowi kang kinurmat
Amung ndiko kang saget ngluwari
Penandhang saru siku
Ing tlatah Jawa Tengah
Kang prawoso dening tambang mesin beghu
Ibu bumi aweh wasiat
Rumato mrih lestari
(Jakarta,17/03/17) Sejak melakukan aksi “Dipasung Semen Jilid II” lima hari lalu, belum ada sinyal Pemerintah mengambil sikap mendengarkan tuntutan warga Kendeng yang melakukan aksi di depan istana. Sejak dua hari lalu warga Kendeng terus berdatangan untuk menyemen kakinya di depan istana, dan mengajak rakyat Indonesia bersolidaritas terhadap perjuangan mereka menyelamatkan Kendeng, menyelamatkan Pulau Jawa. Kesungguhan mereka menyelamatkan tanah air mereka buktikan dengan membawa tanah dari 27 Kabupaten di Jawa Tengah untuk diberikan kepada Jokowi sebagai Wasiat Bumi.
“Bumi itu sejatinya memberi wasiat untuk diselamatkan, dirawat, bukan untuk dirusak. Sebab bumi adalah tempat kita berpijak”, ujar Joko Prianto, ketua JMPPK. Sekitar 50 perwakilan warga Kendeng akan menemui Jokowi dan membawa tanah yang mereka bawa dari daerah masing-masing. Mereka akan membaca doa Nusantara dan menyerahkan wasiat bumi. Wasiat bumi dimaksudkan warga Negara Indonesia, khususnya Petani memberikan mandat kepada Presiden Joko Widodo untuk menjaga tanah, tidak merusaknya, tidak menjualnya, tidak mengubahnya selain untuk diolah, ditanami sehingga bisa memenuhi pangan untuk pulau Jawa.
Sejak empat hari lalu, warga Kendeng dari Kudus, Blora, Pati, Grobogan dan Rembang berdatangan untuk menyemen kakinya menyatakan protes kepada Pemerintah karena membiarkan Gubenur Jawa Tengah mendahului hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang diperintahkan Jokowi tahun lalu. Kemarin sudah 40 orang yang menyemen kakinya di depan istana. Hari ini bertambah 10 orang, sehingga totalnya ada 50 orang yang menyemen kakinya. Mereka berharap bisa segera bertemu Jokowi dan melakukan ritual untuk menyerahkan wasiat bumi.
Kesungguhan warga Kendeng menyelamatkan tanah airnya ini dibuktikan dengan kedatangan mereka secara sukarela ke depan istana. Mereka harus meninggalkan sawahnya, kebunnya, hewan ternaknya dan keluarganya untuk menyuarakan keinginan mereka ke istana. Mereka juga dengan kesadaran penuh menyemen kakinya, di bawah pengawasan ketat relawan tim dokter diantaranya Dompet Dhuafa dan RSI Cempaka Putih. “Kami sadar sepenuhnya menyemen kaki itu resikonya besar. Tapi kami juga sadar jika tak melakukan ini, dan membiarkan pabrik semen beroperasi, kami sudah bisa membayangkan kesengsaraan berlipat yang akan kami hadapi nantinya”, ujar Sukinah, perempuan Kendeng. Tim dokter tiap hari memeriksa kesehatan Sukinah dan warga Kendeng lainnya yang melakukan aksi, memberikan saran yang dibutuhkan untuk memastikan peserta aksi sehat jiwa dan raga.
Menurut Undang-undang, setiap warga negara memiliki hak menyampaikan pendapat dan berekspresi, cara yang dipilih oleh warga Kendeng adalah menyemen kaki di depan istana. Aksi mereka mendapat apresiasi dan dukungan dari berbagai kalangan. Kemaren (16/03/17), sekitar 100 anggota Serikat Tani Teluk Jambe (STTB) Kerawang yang melakukan aksi jalan kaki menuntut Presiden jokowi mengembalikan lahan mereka yang direbut PT. Pertiwi Lestari, bergabung dengan aksi Dipasung Semen Jilid II. Perjuangan warga Kendeng juga mendapat dukungan dari Serikat Buruh Transportasi yang datang ke lokasi aksi. Kantor Yayasan Lembahga Bantuan Hukum di jalan Diponegoro Jakarta tak pernah sepi dari relawan yang datang membantu warga Kendeng.
Hari ini Komnas Perempuan dan Komnas HAM juga datang ke lokasi aksi untuk melakukan konferensi pers menanggapi aksi menyemen kaki petani Kendeng di seberang istana. Mereka sudah melakukan pendokumentasian kasus ini November 2014, termasuk melakukan pemantauan dan pencarian fakta ke lapangan ke Pati, Rembang, Purwodadi dan Kendal tahun lalu.
Warga Kendeng berharap aksi mereka menyemen kaki menggerakkan publik untuk ikut mendesak Pemerintah dan wakil rakyat berbuat sesuai wasiat bumi. Menyelamatkan dan merawat tanah untuk bertani.
Narahubung :
Joko Prianto (JM-PPK) 082314203339
Mokh.Sobirin (Yayasan Desantara) 082220721419
Ivan Wagner (LBH Semarang) 081225767492
Matthew Lenggu (LBH Jakarta) 085920641931