Pada dasarnya Istighosah adalah acara yang dilaksankan oleh ummat muslim, dalam kasus ini Nahdliyyin, untuk meminta pertolongan kepada Allah SWT atas situasi yang sulit yang sedang menimpa. Di Desa Tegaldowo, Kabupaten Rembang, permasalahan kerusakan ruang-hidup dan tanah-air dengan adanya ancaman kehadiran tambang dan pabrik semen, dirasakan warga sebagai satu hal yang perlu diminta pertolongan pada Tuhan agar mereka diselamatkan dari kerusakan ini. “Istighosah: Menjaga Keseimbangan Alam dan Masa Depan Anak Cucu,” (30/5/2015) adalah judul yang dipilih untuk menautkan permasalahan riil berupa ancaman kerusakan ruang-hidup dan tanah-air ini dengan gatra spritual dalam agama yang diyakini oleh kalangan Nahdliyyin di sana.

Spanduk Istighosah: Menjaga Keseimbangan Alam dan Masa Depan Anak Cucu, 30 Mei, Tegaldowo, Rembang. (Foto: Warga Rembang). 

Kaum Ibu para pesertas Istighosah sudah. Dalam gerakan penolakan PT Semen Indonesia di Rembang, perempuan memegang peran yang sangat vital karena gerakan penolakan ini dimotori oleh kaum ibu yang menduduki tapak pabrik PT Semen Indonesia. (Foto: Warga Rembang).

Pembacaan Sholawat. Tampak dalam foto antara lain: Kepala Desa Tegaldowo, Kadus Nglencong, Kadus Dukoh dan Ketua BPD. (Foto: Warga Rembang).