Browse By

Penolakan Relokasi Saluran Irigasi Petani Puger, Berujung Represif

Jember, 9 Maret 2020

Pada pukul 08.00 WIB sekitar kurang lebih ratusan kader PMII Jember memadati segitiga IAIN Jember sebagai titik pemberangkatan aksi. Sambil lalu, mereka menunggu massa Petani Puger datang yang kurang lebih berjumlah sekitar 100 orang dari Puger, mereka mempersiapkan kelengkapan dan peralatan aksi.

Aparat kepolisian juga hadir di lokasi tersebut. Selain itu juga ada aparat yang mengawal Petani Puger dari wilayah Puger menuju lokasi titik pemberangkatan aksi.

Sekitar pukul 09.00 WIB massa Petani Puger dan PMII Jember bergerak ke lokasi sasaran pertama aksi, yakni Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air, yang berada di wilayah Jubung. Setelah sampai di sana Koordinator Petani Puger, Nurdianto menyampaikan orasinya. Diikuti oleh PMII di depan kantor Dinas PU.

Pada pukul 10.00 WIB, pada akhirnya terjadi negosiasi di dalam kantor Dinas PU. Adapun perwakilan dari petani adalag Nurdianto, Samhaji dan Kodim. Dari PMII sendiri ada Baijuri, Alvian, Gandys dan Mahmuda. Dalam pertemuan lanjutan perwakilan massa aksi ditemui langsung oleh Kadis Dinas Pu, bernama Yessy bersama anggotanya.

Alvian selaku perwakilan PMII menyampaikan tuntutan massa aksi atas penolakannya terhadap rencana relokasi irigasi oleh Imasco dan Pemkab. Nurdianto selaku perwakilan petani meyampaikan perihal perlunya ketegasan Dinas PU, terkait kondisi yang menimpa Petani Puger.

Pihak Dinas PU lalu menyodorkan surat Dinas PU kepada PT. Imasco perihal teguran, agar relokasi terkait irigasi segera dikembalikan ke posisi semula. Surat tersebut berupa copy dengan No. 610/195/35.09.312/2020 tertanggal 19 Februari 2020.

Tim negosiator memastikan agar tuntutan mereka terpenuhi dengan memberikan pakta integritas kepada Kadis PU. Namun Kadis PU, Yessy menolak permintaan massa aksi. Tim negosiator lalu meninggalkan ruangan, da kembali ke masa aksi dengan mengatakan “mosi tidak percaya kepada Dinas PU.”

Kondisi memanas, massa aksi meminta kejelasan dari Kadis. Akhirnya Kadis PU Yessy, menandatangani pakta integritas. Selanjutnya pada pukul 11.00 WIB, massa aksi bergerak ke arah Double Way dengan konvoi motor. Setelahnya, massa aksi lalu long march ke arah gedung DPRD dan Pemkab.

Pada pukul sekitar, 12.30 – 13.00 WIB, massa aksi ditemui oleh pihak DPRD di dalam gedung. Seperti yang terjadi sebelumnya di dinas PU, bahwa perwakilan Petani dan PMII menyampaikan poin-poin yang menjadi tuntutan. Pihak DPRD kemudian merespons dengan menyatakan bahwa tuntutan massa aksi telah diterima dan dipenuhi. Sebagai bentuk kejelasan, tim negosiator lalu memberikan pakta integritas dan langsung ditanda tangani oleh Ketua DPRD Jember bernama Itqon Syauqi.

Pada pukul 13.00 – 13.30 WIB, massa aksi bergerak ke gedung Pemkab Jember. Sesampainya di sana, massa aksi menyampaikan tuntutan. Lalu, massa aksi meminta Bupati keluar. Massa aksi kemudian meminta pihak kepolisian agar memfasilitasi mediasi dengan Bupati.

Beberapa perwakilan Pemkab Jember datang menghampiri massa aksi pada pukul 14.30 WIB, dengan menyampaikan bahwa Bupati Jember sedang tidak berada di kantor dan sedang bertugas di luar kota.

Massa aksi lalu meminta surat jalan dinas Bupati Jember. Namun perwakilan Pemkab tidak dapat menunjukkan surat jalan dinas Bupati. Massa aksi lalu memutuskan untuk menyegel kantor Pemkab Jember, sembari bergerak maju ke arah pendopo. Karena menurut informan, Bupati berada di Pendopo. Bersamaan dengan itu masa aksi menyatakan “mosi tidak percaya dengan Bupati.”

Pada saat massa aksi berusaha untuk menyegel kantor Pemkab Jember, tiba-tiba pihak Kepolisian Resor Jember mencoba menghalang-halangi massa aksi. Dan terjadi benturan di antara keduanya, berupa aksi dorong-dorongan antara aparat kepolisian dan massa aksi.

Massa aksi tetap bersikukuh untuk dapat menyegel kantor Pemkab Jember, sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap sikap Bupati. Tiba-tiba dari arah dalam kantor Pemkab, sejumlah aparat kepolisian lengkap dengan alat pukulnya berusaha menghentikan massa aksi dengan melakukan tindak represif berupa, pemukulan hingga menendang massa aksi.

Aparat kepolisian lalu membentengi kantor Pemkab Jember dengan kawat berduri. Akibat tindak represif tersebut, korban berjatuhan dari massa aksi, akibat terkena pukulan dan tendangan dari aparat kepolisian. Sekitar enam (6) orang dibawa ke rumah sakit terdekat dan puluhan massa aksi mengalami luka-luka.

Enam (6) orang korban yang dilarikan ke rumah sakit, empat (4) di antaranya dibawa ke rumah sakit Jember Klinik dan dua (2) orang di bawa ke rumah sakit Kaliwates. Sebagai tambahan catatan, satu orang bernama Alvian mengalami luka cukup serius, yakni bergesernya tulang rahang sehingga harus dioperasi.

Massa aksi menggelar rapat evaluasi di tengah lapangan Alun-alun Jember sekitar pukul 15.00 – 15.30 WIB. Sebagian dari massa aksi turut mengantarkan enam (6) korban ke rumah sakit. Selanjutnya kira-kira pukul 16.00 WIB, massa aksi membubarkan diri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *