Diskusi Rumah Pengetahuan Daulat Hijau “Mazhab Pendidikan Kritis”
FNKSDA Jombang
Pendidikan merupakan hal yang sangat krusial dalam kehidupan manusia. Lalu, saat ini pendidikan hanya melanggengkan status quo dan mereproduksi apa yang sudah dominan pada masyarakat. Hasilnya pendidikan hanya melayani kepentingan kelas elit (pemilik kuasa) dan semakin mengaleniasi kaum marjinal hingga semakin terpinggirkan.
Maka, diperlukan cara pandang teoretis untuk melandasi sebuah pemikiran yang kritis, tentu untuk mengenali apa yang terjadi dalam pendidikan pada situasi terkini. Salah satunya ialah membongkar situasi terkini, melalui paradigma pedagogi kritis atau pendidikan kritis.
Selain itu, sistem kapitalis yang semakin canggih masuk ke segala lini kehidupan telah mempengaruhi (determinasi) ranah pendidikan. Contoh nyatanya ialah pendidikan yang cenderung berdiri dalam kerangka paradigam positivistik, yakni menggunakan perspektif rasional teknokratis dan pragmatis. Pada gilirannya pendidikan hanya disiapkan untuk melayani permintaan pasar. Artinya, institusi pendidikan hanya memproduksi buruh siap kerja demi melayani bursa tenaga kerja, serta melangengkan dominasi kuasa intelektual yang menjadi biang kerok perampasan ruang hidup. Sehingga pendidikan menjadi lahan subur untuk dikomersilkan dan menjauh dari hakikat pendidikan itu sendiri.
Kondisi tersebut menciptakan sebuah perspektif yang kontraproduktif, alih-alih hanya memandang problem yangada dalam dunia pendidikan adalah dari pendidikan itu sendiri. Mazhab pendidikan kritis justru melihat persoalan pendidikan bukan hanya dari pendidikan, namun juga dari berbagai aspek lain seperti relasi kekuasaan, politik dan ekonomi.
Lantas, apakah yang dikritik oleh paradigma pendidikan kritis ? Yakni ideologi kompetisi.
Ideologi kompetisi ini tidak terlepas dari pengaruh adanya neoliberalisme yang melahirkan pasar bebas. Ideologi kompetisi tidak akan peduli dengan nasib orang-orang yang lemah dan dilemahkan. Selain itu, mazhab pendidikan kritis mencerca adanya liberalisasi pendidikan, salah satu contohnya yaitu adanya privatisasi lembaga pendidikan. Akibat dari privatisasi ini lembaga pendidikan dibebaskan untuk mencari sumber dana dari luar, biasanya didapatkan dari penarikan sejumlah uang pada peserta didik dan berbagai sumbangan bahkan pinjaman dari pemilik modal.
Pendidikan kritis ini dalam konstruksi dasar pemikirannya melibatkan adanya language of critique dan language of possibility, yang artinya pendidikan semestinya menjadi media kritik sosial, dan mampu memberikan kemungkinan-kemungkinan yang bisa dikembangkan.
Pendidikan kritis secara esensial mendorong terciptanya pendidikan inklusif (menyeluruh), anti diskriminasi, termasuk pendidikan yang ramah untuk penyandang disabilitas. Atas dasar hal tersebut, paradigma pendidikan kritis ini dianggap mendesak untuk dikaji dan didiskusikan sebagai suara alternatif dari kajian pendidikan mainstream yang ada.
Oleh karena itu, Front Nahdhiyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA) Jombang, bertempat di Rumah Pengetahuan Daulat Hijau yang tergabung dalam Lingkar Studi Daulat Hijau, mengadakan diskusi dengan tema Tadarus Buku, membedah buku “Mazhab Pendidikan Kritis: Menyingkap Relasi Pengetahuan Politik dan Kekuasaan, karya M. Agus Nuryatno.