Pelajar, Santri, Pemuda Peduli Lingkungan (Peringatan Hari Bumi Aliansi Pelajar Jombang)
Bukan Lautan Hanya Kolam Susu
Kail Dan Jala Cukup Menghidupimu
Tiada Badai Tiada Topan Kau Temui
Ikan Dan Udang Menghampiri Dirimu
Orang Bilang Tanah Kita Tanah Surga
Tongkat Kayu Dan Batu Jadi Tanaman
Demikian itu syair koes plus pada tahun tujuh puluhan, syair itu menggambarkan bumi indonesia yang begitu subur dan kaya, gemah ripah loh jinawi kata orang jawa. namun sayangnya kekayaan itu sudah terlalu lama dikuras, dieksploitasi, bukan untuk kepentingan rakyat tetapi untuk kepentingan segelintir orang yang berkuasa.
Perusakan dan perampasan hutan di indonesia diperkirakan telah mencapai 2 juta hingga 2,4 juta hektar pertahun, itu berarti setiap menit hutan indonesia hilang seluas 6x luas lapangan sepak bola dan dalam 1 tahun seluas 3x wilayah DKI Jakarta.
Dalam 50 tahun terakhir indonesia telah kehilangan sekitar 64 juta hektar hutan atau sekitar 40 persen dari luas hutan sebelumnya, kerusakan hutan ini mengakibatkan bencana ekologis yang menelan ribuan korban jiwa, juga kerugian material yang demikian besar. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat setidaknya selama tahun 2018 terjadi 506 kali banjir, 353 kali kebakaran hutan dan lahan, 319 kali tanah longsor.
Di kabupaten Jombang sendiri, berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ada setidaknya 108 desa rawan banjir, dan dan 43 desa rawan tanah longsor.
Selain itu hampir tak satupun sungai di jombang yang air sungainya layak digunakan untuk keperluan dapur, selain mengalirkan air, sungai-sungai di jombang juga banyak mengalirkan sampah (utamanya sampah plastik) dan limbah pabrik. hal itu lah yang menjadi salah satu penyebab banjir menjadi bencana yang istiqomah terjadi setiap musim hujan datang.
Aneka bencana diatas terjadi tidak lain karena perbuatan kita manusia-manusia serakah , manusia yang tidak memikirkan generasi mendatang, manusia yang tidak amanah, dan mungkin juga karena kesadaran ekologi kita yang sangat minim serta gaya hidup modern yang banyak sekali menghasilskan sampah.
Singkatnya karena perbuatan manusia, sebagaimana firman tuhan dalam Al-Qur’an Surat Ar-Rum Ayat 42 : Telah nampak kerusakan darat dan di lautan disebabkan perbuatan tangan manusia, Alloh menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Maka menjadi tugas kita bersama utamanya generasi muda, santri dan pelajar untuk, merespon berbagai bencana yang terjadi dengan berbagai hal yang bisa mencegah agar bencana itu tidak terulang lagi, menjadi bagian dari itu kami menyerukan kepada segenap masyarakat dan juga pemerintah supaya :
- Mengajak masyarakat untuk sadar akan pentingnya kelestarian lingkungan.
- Pemerintah wajib melakukan tindakan hukum yang tegas bagi pelanggar hukum lingkungan baik masyarakat maupun korporasi khususnya di Jombang.
- Kita sebagai generasi muda tidak usah malu atau takut untuk saling menginggatkan antar sesama kawan, keluarga dan saudara-saudara kita lainnya untuk saling menjaga dan merawat lingkungan.
- Kita harus buang sampah pada tempatnya dan juga lebih-lebih kita sebagai generasi masa kini harus mengurangi banyaknya sampah dengan membawa tas sendiri ketika berbelanja.
- Kita sebagai generasi muda menolak apatis terhadap kerusakan lingkungan dan bersiap untuk belajar menjaga kelestarian lingkungan
Jombang, 21 April 2019
Aliansi pelajar dan santri Jombang